Definition List

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 28 Februari 2013

Enak sekarang atau zaman Soeharto?



Gambar di bak truk dan stiker itu seolah menyindir kondisi Indonesia setelah reformasi. Sosok Presiden kedua Republik Indonesia tersenyum. Di sebelahnya tertulis 'isih penak zamanku tho le?'. Artinya masih enak zamanku kan nak?

Sosok Soeharto masih menjadi kontroversi hingga saat ini. Rakyat kecil mengingatnya sebagai pahlawan yang menyediakan bensin murah dan beras yang bisa dijangkau. Mereka yang ketika itu tak bersentuhan dengan politik dan pergerakan, akan langsung mengangguk setuju jika ditanya zaman Soeharto lebih enak.
Sementara itu kalangan aktivis dan politikus mengingat Orde Baru sebagai masa represif bak mimpi buruk. Sedikit-sedikit enak saja aparat menangkap orang. Tuduhan subversif pada saat itu mungkin sama dengan menyeramkannya dengan cap teroris yang disematkan Densus 88 Polri saat ini.
"Secara politik memang masyarakat tidak cukup puas dengan masa reformasi, terutama pada periode 2009-2014. Hal ini terjadi karena kondisi saat ini secara konstelasi politik sangat ekstrem, sehingga terkesan seperti ada wilayah tak bertuan. Dan harus kita akui, rezim Soeharto punya kelebihan, ekonomi makro dan stabilitas politik," ujar pengamat politik Charta Politika Yunarto Wijaya saat berbincang dengan merdeka.com.
Meski di zaman Orde Baru tidak ada demokrasi dan pemerintah sangat otoriter, masyarakat tidak pernah melihat hal itu. Rakyat lebih melihat pada stabilitas ekonomi dan juga rasa aman dan nyaman yang dibuat oleh rezim saat itu.
Polemik soal gelar pahlawan bagi Soeharto pun masih penuh perdebatan. Sebagian setuju, sebagian menolak mentah-mentah. Sebagian menganggap Soeharto pahlawan pembangunan dan penyelamat Pancasila. Sebagian lagi menganggap Soeharto berlumuran darah atas berbagai aksi pembantaian selama peralihan Orde Lama ke Orde Baru dan seterusnya.
Di Bulan Maret ini, ada dua peristiwa yang sangat lekat dengan Soeharto. Yang pertama Serangan Oemom 1 Maret 1949. Inilah kali pertama Soeharto menyedot perhatian karena prestasinya memimpin serangan umum di Yogyakarta. Lalu ada Surat Perintah 11 Maret. Dua peristiwa yang saat ini masih menjadi kontroversi.
Karena itu pula tim redaksi merdeka.com akan mengulas sosok Soeharto selama sebulan penuh. Bulan Maret kami sebut dengan Bulan Soeharto. Sama dengan saat kami menghormati Soekarno dengan menyebut Bulan Juni sebagai Bulan Soekarno.
Pastinya tak cuma polemik yang akan ditulis, tetapi juga keseharian sang jenderal yang murah senyum ini. Jika Soekarno punya seribu cerita menarik, Soeharto juga.

Tentu bukan karena kami ingin Orde Baru kembali, maka kami menuliskan Soeharto. Tulisan Soeharto sekadar memperkaya pengetahuan akan sejarah seperti yang biasa merdeka.com sajikan. Sama seperti saat kami menulis soal Soekarno, Ali Sadikin, Jenderal Hoegeng, Tirto Adhi Soerjo, Mohammad Natsir dan lainnya. Selamat membaca.

Sumber : MERDEKA.COM

Senin, 18 Februari 2013

Tulang Bawang DIlirik Investor Asing



Pabrik Karet Raksasa Mulai Dibangun FOKUS - Pesatnya laju pembangunan di Kabupaten Tulang Bawang kian menambah minat investor dari luar daerah untuk menanamkan modalnya di kabupaten yang dinahkodai Bupati Abdurrahman Sarbini. Buktinya, sebentar lagi di kabupaten itu akan berdiri sebuah perusahaan raksasa, yakni perusahaan pabrik karet terbesar ke 3 (tiga) di dunia yang rencananya akan berdiri di Jalan Lintas Timur Kampung Lebuh Dalam, Kecamatan Menggala, dengan bendera PT. MENGGALA BERSERI. Dari hasil wawancara wartawan Fokus dengan salah satu penanam modal yang menggagas agar pabrik tersebut bisa berada di tulang bawang, Hi M Hermansyah, diketahui bahwa pada bulan maret mendatang akan dilakukan peletakan batu pertama dilokasi calon pabrik perusahaan tersebut. ”Mohon doa dan dukungannya, semoga perusahaan ini mampu mensejahterakan masyarakat petani karet yang ada di tulang bawang ini, sekaligus memajukan kabupaten tuba sehingga bisa dikenal di seluruh dunia,” ungkapnya. Dikatakan Hermansyah, pabrik karet rakasa ini terbesar ke tiga di dunia setelah Vietnam dan Italy. Di Indonesia hanya ada di Menggala, Kabupaten Tulang Bawang. Bahkan ditambahkannya, pembangunan pabrik ini menelan dana hingga mencapai Rp108 Miliar. Bahkan dari penelusuran yang dilakukan, lahan pabrik yang akan dibangun diatas lahan seluas 30 Hektar itu kini banyak dinanti-nantikan masyarakat tuba. Karena selama ini masyarakat tulang bawang menjual hasil karet mereka umumnya dijual keluar daerah, seperti medan, jambi dan Palembang. ”Nanti jika pabrik ini sudah berdiri, tidak perlu lagi jual ke luar lampung. Selain itu, mudah-mudahan pabrik ini nantinya dapat menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya. Karena pabrik ini nantinya membutuhkan sekitar 7.628,” ujar Hermansyah, seraya menukaskan bahwa kelak para petani bisa menjual karet secara langsung ke pabrik.ek